Imammudin. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
  • koran.net
  • KELULUSAN

    Kementerian Pendidikan Nasional / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdiknas / Kemendikbud) bertekad mempertahankan formulasi Ujian Nasional (UN) 2011 untuk pelaksanaan UN 2012. Formula lama yakni 60 persen nilai dari UN dan 40 persen nilai dari ujian sekolah. Formulasi UN akan tetap, karena persentasi 40 persen untuk ujian sekolah itu sudah menunjukkan adanya keseimbangan dalam peran sekolah, dijelaskan persentasi 40 persen untuk ujian sekolah sudah menunjukkan peran sekolah. Kalau peran sekolah sudah semakin bagus, maka tinggal persentasi 60 persen untuk pemerintah yang akan menjadi sarana pemetaan kualitas sekolah. Jadi, UN akan bermanfaat untuk sekolah dan juga pemerintah. Bagi sekolah, UN akan menjadi acuan untuk menunjukkan prestasi pembelajaran. Sedangkan UN bagi pemerintah akan menjadi acuan untuk perbaikan kualitas sekolah terkait sarana prasarana, sumber daya manusia, dan sejenisnya. Kelihatannya bukan formulasi yang perlu dibenahi dari UN, tapi distribusi soal UN yang perlu dikawal ketat untuk mengurangi kebocoran dari pelaksanaan UN. Nah kalaulah Formulasi UN tidak berubah maka Rumus Kelulusan UN 2012 : Rumus yang ditawarkan pemerintah untuk nilai gabungan = (0,6 x nilai UN) + (0,4 x nilai sekolah). Nilai sekolah dihitung dari nilai rata-rata ujian sekolah dan nilai rapor semester 3-5 untuk tiap mata pelajaran UN. Padahal kalau kita amati pembahasannya tidaklah sesingkat itu, bagaimana proses penghitungannya pun harus diberi contoh. Kami mencoba untuk membahas secara lengkap Kemungkinan Rumus Kelulusan UN 2012 yang diterapkan. Ketentuan Pemerintah Pemerintah menawarkan sistem kelulusan dengan pembagian hasil ujian nasional (UN) 60 % ditambah ujian akhir sekolah (UAS) 40 %. Hal itu dikarenakan UN dan UAS masih dilakukan pada tahap akhir pembelajaran sehingga pada akhirnya UN akan tetap menjadi penentu kelulusan. Pendapat kami ini belumlah signifikan untuk melakukan perubahan terhadap sistem kelulusan. Apabila kita mau mempertahankan UN, maka untuk menentukan kelulusan peserta didik tidak hanya digabungkan dengan nilai akhir UAS tetapi digabung dengan nilai semester 3, 4, 5 dan 6/UAS lalu ditambahkan dengan UN. Dengan cara itu, hasil rata-rata setelah dibagi 5 menjadi sama dengan 5 atau 5,5 atau 6,00. Rumus penghitungan tersebut sederhana, yaitu nilai semeter 3+4+5+6/UAS + UN = 5 atau 5,5 atau 6,0. Cara itu cukup adil karena telah mengikut sertakan nilai semester 3 sampai 6. Contoh Penghitungan Rumus Kelulusan UN Kami memberikan contoh penghitungan rumus kelulusan Ujian Nasional 2008 untuk SMP sebagai berikut: Seperti yang telah kita ketahui bahwa syarat kelulusan UN SMP Tahun 2008 adalah: 1. Rata rata untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris dan IPA minimal adalah 5,25 dengan tidak ada nilai dibawah 4,25 2. Boleh ada nilai minimal 4 untuk satu mata pelajaran sedangkan 3 mata pelajaran yang lain minimal harus 6. Berdasarkan syarat kelulusan tersebut maka rumus dengan mengunakan Microsoft Excel adalah sebagai berikut: =IF(OR(AND((E3+F3+G3+H3)/4>=5.25,E3>=4.25,F3>=4.25,G3>=4.25,H3>=4.25),AND (E3>=4,F3>=6,G3>=6,H3>=6),AND(E3>=6,F3>=4,G3>=6,H3>=6),AND E3>=6,F3>=6,G3>=4,H3>=6),AND(E3>=6,F3>=6,G3>=6,H3>=4)),"L","TL") Rumus diatas terletak (ditulis) pada kolom K baris ke-3 (K3), tanda koma (,) atau titik koma (;) sebagai separator menyesuaikan Microsoft Excel yang digunakan, kolom A untuk nomor urut, kolom B untuk nomor tes, kolom C untuk Nama Siswa, kolom D untuk Kelas, kolom E untuk Nilai Bahasa Indonesia, F untuk nilai Matematika, kolom G untuk nilai Bahasa Inggris, kolom H untuk nilai IPA, kolom I untuk rata-rata dan Kolom J untuk Jumlah, agar lebih jelas mana letak kolomnya dan lain sebagainya silahkan klik link gambar berikut: Rumus ini tidak mutlak karena bisa saja anda mengggunakan rumus yang lebih pendek atau lebih panjang asalkan dengan logika yang sama sehingga dihasilkan Lulus (L) atau tidak Lulus (TL) yang sama pula. Demikian semoga dapat bermanfaat buat para pengunjung semuanya, Amin!.
    »»  READMORE...
    • Digg
    • Del.icio.us
    • StumbleUpon
    • Reddit
    • RSS

    PERSYARATAN PENDAFTARAN AKPOL


    A. Persyaratan Umum
         
        Setiap calon anggota Polri harus memenuhi persyaratan umum :
    1. Warga Negara Indonesia
    2. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
    3. Setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD   Negara Republik Indonesia tahun 1945
    4. Berpendidikan paling rendah Sekolah Menengah Umum (SMU) atau yang sederajat
    5. Berumur paling rendah 18 tahun pada saat diangkat menjadi anggota Polri
    6. Sehat jasmani dan rohani
    7. Tidak pernah dipidana karena melakukan suatu kejahatan
    8. Berwibawa, jujur, adil dan berkelakuan tidak tercela
    9. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan  bersedia ditugaskan pada semua bidang tugas Kepolisian

    B. Persyaratan Lain
       Disamping harus memenuhi persyaratan umum tersebut di atas, setiap calon Taruna   Akpol harus memenuhi persyaratan :

    1. Berijazah serendah-rendahnya SMU / Madrasah Aliyah jurusan IPA / IPS
    2. Persyaratan ijazah :
    a. Lulusan SMU jurusan IPA / IPS dan Madrasah Aliyah, nilai rata-rata Ijazah / NEM / HUAN disesuaikan dengan nilai rata-rata terbaik pada masing-masing Propinsi ( Ketentuan nilai akan ditentukan kemudian )
    b. Calon yang masih kelas III, menggunakan nilai rata-rata Raport kelas III Semester 1 disesuaikan dengan nilai rata-rata terbaik pada masing-masing Propinsi ( Ketentuan nilai rata-rata akan ditentukan kemudian )
    c. Mahasiswa Semester VII / lulusan D III / D IV / S 1 dan Bintara / Tamtama Polri yang berijazah SMA / SMU / Madrasah Aliyah dengan nilai sesuai ketentuan di atas ( atau disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan )
    3. Umur pada saat pembukaan pendidikan minimal 17 tahun, dan maksimal :
    a. Lulusan SMU / Madrasah Aliyah : 21 ( dua puluh satu ) tahun
    b. Lulusan D III / Mahasiswa Semester VII / Bintara Polri /  Tamtama Polri : 23 ( dua puluh tiga ) tahun. ( atau disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan ).
    c. Lulusan D IV / S 1 : 25 ( dua puluh lima ) tahun
    4. Tinggi badan 163 cm bagi laki-laki dan 160 cm bagi wanita, dengan berat badan seimbang. Dengan catatan : pada daerah tertentu atau karena Talent Scouting yang erat kompetensinya dengan pekerjaan Polri dapat diberikan toleransi ( dengan Keputusan Kapolda )
    5. Belum pernah nikah dan sanggup tidak nikah selama dalam pendidikan pembentukan
    6. Bersedia menjalani Ikatan Dinas Pertama selama 10 tahun terhitung mulai saat diangkat menjadi Perwira Polri
    7. Memperoleh persetujuan dari orang tua / wali bagi yang belum berusia 21 tahun

    8. Tidak terikat perjanjian Ikatan Dinas dengan suatu Instansi lain
    9. Telah berdomisili di wilayah Polda pendaftaran minimal 1 (satu) tahun yang dibuktikan dengan KTP setempat dan KK atau Ijazah / STTB
    10. Lulus seleksi dengan menggunakan sistem gugur ( kecuali apabila ditentukan lain berdasarkan kebijakan Pimpinan ) yang meliputi :
    a. Pemeriksaan Administrasi
    b. Pemeriksaan parade
    c. Pemeriksaan dan pengujian Kemampuan jasmani
    d. Pemeriksaan Psikologi
    e.  Pemeriksaan Akademik
    f. Pemeriksaan Kesehatan
    11. Talent Scouting disesuaikan dengan kebutuhan Polri yang akan ditentukan lebih lanjut

    C. Berkas Pendaftaran :
    Untuk mendaftar calon harus datang sendiri ke tempat pendaftaran dengan menunjukkan 1 ( satu ) bendel berkas pendaftaran dokumen asli dan 1 ( satu ) bendel fotocopy dan dimasukkan dalam map, yaitu :
    1. Surat Kewarganegaraan ( bagi keturunan WNA )
    2. Akte Kelahiran / Surat Keterangan Lahir
    3. KTP dan KK Calon
    4. Ijazah / STTB beserta nilai SD, SMP, SMU / MA, D III, D IV, S 1
    5. Surat Keterangan Sehat dari institusi kesehatan
    6. SKCK
    7. Raport asli bagi yang masih duduk di kelas III
    8. Surat Keterangan dari Pimpinan Perguruan Tinggi bagi yang masih kuliah semester VII
    9. Pas foto hitam putih ukuran 4 X 6 sebanyak 2 lembar dan ukuran 3 X 4 sebanyak 2 lembar


    D. Berkas Administrasi :
    Berkas administrasi merupakan berkas asli dan tiga berkas fotocopy yang telah dilegalisir  yang dibawa pada saat pelaksanaan tes Pemeriksaan Administrasi.
    1. Surat permohonan
    2. Akte Kelahiran / Surat Keterangan Kelahiran
    3. KTP, KK dan Surat Keterangan Domisili dari kelurahan
    4. Ijazah / STTB
    5. Surat Keterangan Catatan Kepolisian
    6. Pernyataan Belum Pernah Nikah.
    7. Keterangan Lolos Butuh.
    8. Surat Ijin Orang Tua / Wali.
    9. Surat Perjanjian Ikatan Dinas Pertama.
    10. Daftar Riwayat Hidup.
    11. Pas Foto.
    12. Surat Keterangan Sehat
    13. Surat Pernyataan Sanggup Ditempatkan Di mana Saja di seluruh Wilayah Republik Indonesia dan sanggup ditugaskan di setiap bidang tugas Kepolisian

    Keterangan :
    Untuk poin 1, 6, 8, 9, 10, dan poin 13 formulir telah disediakan.
    1. Surat permohonan :
    a. Ditulis dengan tinta di atas kertas bermaterai
    b. Menggunakan tulisan tangan pelamar
    c. Menggunakan huruf balok tanpa coretan / tanpa dihapus
    2. Akte Kelahiran / Surat Keterangan Kelahiran
    3. KTP, KK, dan Surat Keterangan Domisili di wilayah Polda setempat pendaftaran, minimal 1 tahun ( bagi Calon taruna Akpol pendatang dari Polda lain ), yang dibuktikan dengan :
    a. Fotocopy KTP ( Kartu Tanda Penduduk ) dilegalisir kelurahan dengan menunjukkan KTP asli yang dikeluarkan dari wilayah Polda tempat pendaftaran
    b. Fotocopy Kartu Keluarga ( KK ) dilegalisir kelurahan atau  Ijazah / STTB dari sekolah di wilayah Polda tempat pendaftaran, dengan lama pendidikan minimal 1 tahun, atau kedua orang tua / salah satu orang tua kandung berasal / asli dari wilayah Polda tempat pendaftaran.


    4. Ijazah / STTB :
    a. Ijazah / STTB yang diperiksa adalah SD, SLTP, SLTA, berikut nilai ijazah. Bagi mereka yang masih duduk di kelas III SMU harus melampirkan raport kelas I s/d III semester I serta membawa surat keterangan dari Kepala Sekolah bahwa calon adalah siswa kelas III yang terdaftar sebagai peserta Ujian Akhir.
    b. Ijazah / STTB tidak dibenarkan adanya perubahan kecuali jika perubahan tersebut dibuat dan dilegalisir oleh pejabat yang berwenang.
    c. Ijazah / STTB dari Sekolah Luar Negeri harus mendapat pengesahan dari Depdiknas.
    d. Ijazah / STTB yang digunakan adalah Ijazah / STTB Propinsi setempat.
    e. Bagi lulusan S 1 / D IV / D III, ijazah / STTB yang digunakan adalah ijazah / STTB sesuai Sekolah / Perguruan tinggi yang menerbitkan.
    f.  Bagi calon Taruna Akpol yang masih kuliah semester VII agar melampirkan Surat Keterangan dari Pimpinan Perguruan Tinggi yang menerangkan bahwa calon merupakan mahasiswa yang masih aktif kuliah semester VII
    5. Surat Keterangan Catatan Kepolisian :
    a. Surat Keterangan Catatan Kepolisian dikeluarkan dari Polsek setempat, berdasarkan rekomendasi RT, RW dan Kelurahan di mana calon Taruna Akpol bertempat tinggal
    b. Surat Keterangan Catatan Kepolisian tersebut masih berlaku dan digunakan hanya untuk melamar menjadi calon Taruna Akpol
    c. Surat Keterangan Catatan Kepolisian tersebut menyatakan yang bersangkutan tidak sedang / pernah terlibat kasus / penyidikan perkara pidana


    6. Pernyataan Belum Pernah Nikah.
    Setiap calon Taruna Akpol dipersyaratkan belum pernah nikah dan sanggup tidak nikah selama pendidikan, maka Surat Pernyataan Belum Pernah Nikah dibuat oleh yang bersangkutan di atas materai dan diketahui oleh orang tua / wali dan Kepala Desa / Lurah setempat
    7. Keterangan Lolos Butuh.
    Bagi calon Taruna Akpol yang telah bekerja harus mempunyai keterangan lolos butuh dari instansi di mana ia bekerja.
    8. Surat Ijin Orang Tua / Wali.
    Bagi calon Taruna Akpol yang belum berusia 21 tahun harus memperoleh ijin dari orang tua / wali yang diketahui oleh kepala Desa / Lurah setempat.
    9. Surat Perjanjian Ikatan Dinas Pertama.
    Setiap calon Taruna Akpol harus membuat Surat Perjanjian Ikatan Dinas pertama pada formulir yang telah tersedia.
    10. Daftar Riwayat Hidup.
    Setiap calon Taruna Akpol membuat Daftar Riwayat Hidup dan diketahui oleh Kepala Desa / Lurah setempat dengan mengisi formulir yang telah disediakan.
    11. Pas Foto.
    Pas foto hitam putih berukuran 4 X 6 sebanyak 12 lembar, menghadap ke depan, tidak gondrong, tidak memakai kacamata, daun telinga harus kelihatan dan kertas foto mengkilat / bukan dop.
    12. Surat Keterangan Sehat
    Surat Keterangan Sehat dari Institusi Kesehatan ( Puskesmas, RS di luar Polri ) yang ditandatangani dan distempel oleh Kepala Institusi Kesehatan tersebut, yang menyatakan berbadan sehat dan tinggi badan sekurang-kurangnya 163 cm untuk pria, 160 untuk wanita.
    Surat Pernyataan Sanggup Ditempatkan Di mana Saja di seluruh Wilayah Republik Indonesia dan sanggup ditugaskan di setiap bidang tugas Kepolisian.
    »»  READMORE...
    • Digg
    • Del.icio.us
    • StumbleUpon
    • Reddit
    • RSS

    Sampai Kapan?


    Aku kan..
    Datang untukmu..
    Disaat kau menginginkan ku..

    “emm kenapa beb malem-malem gini telfon? Gak bisa tidur ya..” tanya eras dari sebrang sana masih setengah sadar.
    “he’eh temenin aku dong” pinta kikan.
        Seperti biasa kikan sering susah tidur dan kebiasaanya membangunkan eras tengah malam seperti ini sudah menjadi kebiasaannya selama kurang lebih 3 bulan ini.
    Dan kalau sudah seperti ini biasanya mau gak mau eras harus melek semaleman nemenin kikan yang gak bisa tidur.
    Dan akhirnya eras sering sekali kena tegur oleh guru karna tidur disaat pelajaran.
     Jangan salah walau pun eras dan kikan sudah terlihat seperti layaknya orang pacaran tapi sebenarnya mereka belum jadian, belum ada yang menyatakan cintanya diantara mereka berdua. Sebenarnya mereka berdua tidak mempunyai status yang jelas, dibilang temen, nyatanya lebih dari itu. Dibilang pacar, juga mereka belum resmi jadian. Mungkin ‘hts’an(hubungan tanpa status) kali ya atau ttm(teman tapi mesra) gitu.
       

     Eras berjalan menuju kantin namun saat ia berjalan melewati koridor kelas XI.ipa2, eras melihat kikan sedang belingsatan mengeluarkan semua isi tasnya.
    “kamu nyari apa?” tanya eras yang berjalan mendekati kikan.
    “aku nyari buku pr matematika aku” jawab kikan masih terus mengoprak ngaprik tasnya berharap ia menemukan buku prnya itu.
    “ya ampun.. kan, maaf aku gak bawa buku pr kamu” eras menaruh tangannya didahinya.
        Pandangan kikan pun beralih dari tasnya ke eras “lupa bawa buku pr aku?” tanya kikan heran.
    “iya.. kamu lupa ya.. 2 hari yang lalu kan kamu minta tolong sama aku buat kerjain pr kamu, tadi malem aku udah kerjain pr kamu itu tapi tadi pagi aku lupa masukin ketas, jadinya ketinggalan deh” jelas eras.
    “oh iya.. yah.. terus gimana dong ras, bisa mampus aku kalo gak ngumpulin itu pr. Kamu tau sendirikan gimana sadisnya pak gilang walaupun tampangnya cakep gitu” ujar kikan.
    “mm itu pr buat pelajar keberapa sih?” eras kembali bertanya.
    “mm sekarang pelajaran jepang dulu satu jam abis itu baru deh matematika”

        Sejenak eras berfikir ‘ck mau gimana lagi , kayanya gue harus pulang kerumah ambil tu buku. Kalau nyalin prnyanya lagi, kayanya gak mungkin deh orang prnya 50 nomer jawaban panjang semua lagi’ batin eras.
    “mm bentar ya kan aku mau pulang ambil buku kamu dulu” ujar eras seraya langsung pergi kekelasnya untuk mengambil kunci motor.
    “ras.. eras..” kikan terus memanggil namun eras tak mempedulikannya ia terus berjalan menuju kelasnya


     Sesampainya dikelas eras segera merogoh tasnya. tak perlu waktu lama, dengan mudah ia menemukan kunci motornya.
    “mau kemana lo?” deva bertanya saat eras henda melangkakan kakinya.
    “balik kerumah bentar, buku prnya kikan ketinggalan” jawab eras nyantai.
    “yakin lo mau balik” tanya deva meyakinkan.
    “yakin, kenapa sih?” eras balik bertanya.
    “pelajaran abis ini kan fisika dan hari ini tuh fisika ulangan” jelas deva.
    “mampus gue lupa” nahlo, eras benar-benar lupa kalau hari ini ulangan fisika, pelajaran abis ini lagi “ck, trus gimana dong? Gue udah terlanjur bilang mau ngambilin bukunya, lagiankan ini salah gue juga, gue lupa bawa buku pr dia” ujar eras sedikit panik.
       Deva hanya mengangkat kedua bahunya “kalo gak lo minta tolong aja sama orang rumah lo buat nganterin tuh buku kesini” deva mencoba mencari solusi.
    “ck dirumah gue mana ada orang sih jam segini” ujar eras.
         Diam sejenak. Keduanya berfikir bagaiman baiknya. Setelah beberapa menit berfikir akhirnya eras pun memutuskan.
    “hhh ck mau gak mau gue balik deh ngambil tu buku pr” eras pun memutuskan dan keputusannya adalah jatuh kepada rencana pertamanya yaitu pulang dan ambil buku pr kikan yang lupa ia bawa.
       “yaudah deh terserah lo aja, gue doain aja deh semoga bu dini gak masuk jadi gak jadi ulangan fisika” eras dan deva mengusapkan telapak tangannya kewajahnya seperti orang yang habis berdoa.
       Untuk mempersingkat waktu eras tanpa berba-bi-bu langsung pergi setengah berlari manuju keparkiran.
    ‘hhh tu anak apa sih yang enggak buat kikan, ampe keancem gak ikut ulangan dan udah bisa dipastiin gak ada ulangan susulan yang berarti nilai dia bakal kosong aja.. dia masih nekat mentingin kikan, udah cinta mati kayanya nih anak sama kikan’ deva hanya bisa membatin sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya yang kalau udah sayang sama orang gak akan setengah-setengah. Kaya gini nih, kata-kata gombal yang terdiri dari kata-kata berikut : apa sih yang enggak buat kamu, itu bukan hanya sekedar gombalan-gombalan biasa, bagi eras itu adalah kenyataan. Ia akan melakukan apa aja selagi dia mampu untuk orang yang ia sayang.
     










    Tapi kau..
    Pergi...
    Sesuka hati mu..
    Sampai kapan kau begini....

        bel sekolah berdering nyaring selama 3 kali menandakan pelajaran hari ini telah berakhir.
    Semua wajah kusut murid2 sma pelita bangsa berubah menjadi cerah2 kembali saat mendengar nada surga (lebay) yang sebenernya gak merdu.
       Eras berjalan menuju kelas XI.ipa2 ya.. untuk apa lagi, pastinya untuk menemui kikan.
    Tak perlu susah payah eras sudah mendapati kikan sedang duduk didepan kelasnya.
    “hei..” sapa eras seraya duduk disebelah kikan.
    “hei ras.. makasih ya tadi udah mau ambilin buku pr aku” kikan tersenyum sangat manis membuat eras hanya bisa cengo.
    “tapi maaf.. gara-gara kamu ambilin buku pr aku, kamu jadi gak ikut ulangan fisika berarti nilai kamu kosong dong, maaf ya.. aku bener-bener enggak enak sama kamu” kikan terus meminta maaf ia merasa tidak enak pada eras atas kejadian tadi siang itu.
    ‘kikan.. mau senyum, cemberut, marah tetep cantik’ batin eras.
    “gak papa kok, lagian itukan salah aku, aku yang lupa bawa buku pr kamu udah ah gak usah minta maaf terus” ujar eras mengusap lembut rambut kikan.
       

    4 hari kemudian
     Eras terus menempelkan hapenya ditelinganya. Berkali-kali ia tekan beberapa digit nomer yang sama, namun hasilnya sama aja.
    “ck kamu keman sih kan? Kemaren nomer kamu gak aktif sekarang aku telfon gak diangkat-angkat, disekolah juga kamu susah banget dicari” gumam eras yang masih terus berusaha manghubungi kikan.
        Memang sudah empat hari ini kikan sangat sulit untuk dihubungi. Ini bukan yang pertama kali terjadinya lost contact antara eras dan kikan. Sebenarnya sudah sering hal ini terjadi. Kikan yang tiba2 beberapa hari menghilang gak ada kabar namun setelah itu hadir kembali dalam hidup eras.
      Kalau sudah bagini eras hanya bisa uring-uringan, ia tak mengerti dengan sikap kikan yang datang dan pergi seenaknya.
         Eras ingin sekali marah pada kikan, namun ia sadar, ia bukan siapa-siapanya kikan. Eras merasa gak berhak buat marah sama kikan.
    ‘sampe kapan ya gue kaya gini sama kikan, gak ada status?’ itu yang selalu ada didalam fikiran eras.
           Sekali lagi eras mencoba untuk menghubungi kikan. Satu persatu digit nomor hape kikan ia tekan. Setelah ia menekan tombol hijau dihapenya ia letakan hapenya ditelinganya, nyambung. Telfonnya nyambung.
       Tuuut... ttuuuu... tuuut...
    ‘ayo dong kan angkat telfon aku’ eras terus berharap ada suara kikan  yang menjawab telfonnya diseberang sana.
        Dan benar saja harapan eras terkabul, kikan menjawab telfonnya.
    “halo..”
    “kikan kamu kenpa sih, aku telfonin dari tadi gak diangkat-angkat, kemaren gak aktif? Kamu kenapa sampe lost conact lagi kaya gini?” eras langsung menyerang kikan dengan semua pertanyaan2 yag pasti akan ia ajukan saat kikan lost contact seperti sekarang.
       “beb aku gak kenapa-kenapa, aku tadi lgi keluar terus hapenya aku tinggal di kamar” jelas kikan dengan alasan yang sudah sering ia berikan kepada eras.
    “terus kalo kemaren malem?” eras terus bertanya.
    “itu..” kikan baru saja mau memberikan alasn-alasannya lagi tapi sudah terpotong.
    “jangan bilang hape kamu batrenya abis gara2 dimainin sama adek kamu itu dan pas mau ngecas casannya ilang entah kemana” eras segera memotong omongan kikan dan segera menebak alesan apa yang akan diberikan kikan kepadanya.
    “ya emang begitu kenyataanya bebh, tapi aku gak bisa ngecas bukan gara2 casannya ngilang” ujar kikan.
        “emng kenapa?” lagi2 eras bertanya.
    “dirumah aku mati lampu” jawab kikan.
    “ah alesan aja”
    “loh.. itu emang bener ras, udah ah jangan marah dong” rayu kikan.
    “siapa yang marah” ujar eras ketus.
    “kamu”
    “enggak kok” sangkal eras “aku gak marah sama kamu, aku kan bukan siapa-siapa kamu jadi apa hak aku marah sama kamu” lanjut eras.
    “kok kamu ngomonnya gitu sih?”
    “ck udah deh lupain aja omongan aku yang tadi. Mm besok malem bisakan kamu dateng ke taman biasa?” ujar eras.
    “mm... bisa, emang mau ngapain?” kikan balik bertanya.
    “ok besok jam 8 kamu aku tunggu ditaman biasa. Don’t be late beb” setelah eras selesai berbicara eras langsung memutuskan telfonnya. Meninggalkan kikan yang masih dengan tanda tanya dikepalanya.
       

    Eras
     Eras sudah siap disebuah taman kota dari jam 7 malam, satu jam sebelum ia janjian dengan kikan. Ia kembali mengecek semuanya. Ia tak mau ada kesalahan sedikit pun saat nanti ia beraksi.
       Yups, eras berniat untuk menyatakan perasaannya pada kikan ia ingin mempunyai kejelasan dalam statusnya selama kurang lebih 3 bulan menjalin hubungan tanpa status dengan kikan.
           Rencananya eras akan menyatakan perasaannya dibawah pohon besar. Disana ia akan menyatakan perasaannya dan saat bersamaan lampu-lampu kecil yang ia taro beserta burung-burung origami yang sudah ia pasang dipohon besar itu akan hidup mengihiasi pohon.
       


    dibandara pada saat yang bersamaan.
    “kikan....” mendengar namanya dipanggil kikan pun melihat kearah suara itu berasal.
      Ia mendapati sesosok laki-laki yang sudah 2 tahun tak ia jumpai. Tanpa basa basi laki-laki itu langsung memeluk erat kikan.
    “gege.. sakit tau”  ujarya saat mencoba melepaskan pelukan gege.
    “hehehe maaf, abis aku kangen banget sih sama kamu” ujar gege melepaskan pelukannya itu.
    “kok kayanya kamu gak seneng ngeliat aku udah pulang” ujar gege tiba-tiba saat melihat kekecewaan diwajah kikan.
    “hem, enggak kok, aku seneng banget kamu udah balik lagi” kikan mencoba untuk menyangkal dengan mengembangkan senyumnya yang tulus sesempurna mungkin.
    “oh aku kira kamu gak suka ngeliat aku disini” ujar gege lega.
    “mm aku laper nih, cari makan yuk” ajak gege.
        Satu fakta baru, gege adalah pacar kikan yang 2 tahun lalu pindah ke australi.
    Kikan tak tau apa yang telah terjadi pada dirinya. Seharusnya ia senang atas kepulangan gege, yang sudah menjadi pacarnya selama dua setengah tahun ini. Tapi kenapa yang kikan rasa kekecewaan.
      “kamu kenapa, kok gak tenang gitu sih?” gege yang menangkap kegelisahan didiri kikan yang dari tadi kebanyakan bengong dan lebih sering melihat jam tangannya dari pada memakan nasi gorengnya.
     “kikan, kamu kenapa?” sekali lagi gege bertanya karena pertanyaan pertamanya tadi tidak digubris oleh kikan.
    “kikan, kamu kenpa sih?” kali ini sura gege sedikit meninggi dan tanggannya menyenggol lengan kikan.
    “hah, kenapa ge?”
    “kok balik nanya sih? Kamu yang kenapa dari tadi bengong terus” ujar gege.
    “aku.. mau pulang ge, aku gak enak badan” pinta kikan.


    Ditaman
          Untuk kesekian kalinya eras melihat jam tangannya. Sudah satu setengah jam ia duduk dibawah pohon menunggu kedatangan kikan.
    Eras terus berharap ia akan menemukan kikan berada di taman itu. Ia tak mau beranjak dari tempatnya dimana sekarang ia berada.
      Tangannya meraih sebuah gitar yang tergeletak disebelahnya.
    Eras memetik senar senar gitar tersebut. Mengalun jelas nada yang indah tercipta dari petikan-petikan yang dimainkan eras.
    Ia pun mulai bernyanyi.

     Sampai kapan..
    Kapan sampai kapan..
    Kita bisa bertemu..
    Sampai kapan..
    Kapan sampai kapan..
    Kita bisa berdua..

    Slama ini..
    Slama ini ku ingin kita bersama...
    Slama ini..
    Slama ini ku ingin kita bercinta..Slamanya...

    Sebuah lagu yang benar-benar menggambarkan hati eras terdengar mengalun diiringi petikan gitar.
    “kikan.. aku Cuma mau bilang, kalau aku sayang, aku cinta sama kamu. aku mau kamu jadi orang yang bisa aku milikin seutuhnya. Bisa hadir disetiap hariku. Aku juga mau status yang jelas dari kamu. aku udah capek jadi hts’an kamu. aku mau jadi pacar kamu yang resmi. Aku slalu ada buat kamu, tapi kamu selalu gak ada buat aku. Aku bukannya mau minta balasan dari kamu tapi... aku juga butuh kamu” ujar eras lirih.
       Eras merasa dirinya dan hatinya sudah lelah. Lelah untuk menanti, lelah untuk berharap, lelah untuk bersabar. Ia pun beranjak dari duduknya dan pergi meniggalkan taman itu.
       

     ‘eras maaf, kalo aku Cuma bisa nyakitin kamu dengan memberi harapan kosong kekamu. Aku gak bermaksud untuk membuatmu seperti ini. Tapi... gak bisa aku pungkiri, aku juga sayang, cinta sama kamu. tapi mau gimana lagi aku udah punya gege yang udah terlalu baik dan terlalu lemah untuk aku sakiti. Aku gak tega dan aku gak kuat buat nyakitin dia’ batin kikan yang memandang eras dari jauh.
        Walau pun ada jarak yang cukup jauh antara dirinya dan eras, kikan tetap masih bisa mendengar jelas apa yang diucapkan eras. Matanya meneteskan sebuah butiran bening yang dengan cepat meluncur dipipinya.




                                   TAMAT

    Creative by R. A Monica. Ps
    »»  READMORE...
    • Digg
    • Del.icio.us
    • StumbleUpon
    • Reddit
    • RSS

    Berakhir Pada Rasa Yang Indah


    Kriiing kriiiiing
    Dua kali bel berdering menandakan jam belajar sudah selasai dan berganti dengan jam istirahat. Seketika kantin sekolah yang tadinya sepi pun menjadi ramai. Aurel salah satu siswi sekolah ini berlari cepat menuruni tangga dengan tergesah-gesah ia terobos kerumunan-kerumunan murid-murid sma pelita bangsa. Ditangannya ia genggam selembar kertas.
    “Rafaaaaa liat nih ulangan fisika gue dapet 95” teriak aurel seraya berlari mendekat kesebuah pohon beringin yang sangat teduh. Rafa yang sedang tertidur pulas dibawah pohon beringin pun terbangun sejenak lalu tertidur kembali seperti tidak memperdulikan teriakan aurel yang telah membangunkannya tadi. Melihat rafa yang ingin kembali tidur aurel langsung kembali berteriak dan mengguncang-guncangkan tubuh rafa sampai akhirnya rafa mengurungkan niatnya untuk tidur lagi.
    “liat nih nilai gue berapa, 95 fa” ujar aurel sekali lagi memamerkan nilai ulangannya itu sambil memperlihatkan kertas ulangannya tepat di wajah rafa. Tanpa banyak berkomentar rafa hanya mengeluarkan selembar kertas yang terselip diantara buku-bukunya dan melakukan hal yang sama dengan aurel. Ia letakan kertas itu tepat diatas kertas ulangan aurel.
    “tuh gue daper 100, jadi besok elu ya yang telaktir gue jalan” ujar rafa tersenyum penuh kemenangan.
    “siaal” ujar aurel yang menekuk mukanya.
     Rafa dan Aurel, mereka sudah bersahabat sejak keduanya berada ditaman kanak-kanak. Mereka selalu bersekolah disatu sekolah yang sama dan rumah mereka pun masih dalam satu kompleks. Tetapi walaupun mereka bersahabat dan sering kali menghabiskan waktu bersama , rafa da aurel adalah tipikel orang yang berbeda. Bukan hanya penampilan dan hobinya saja mereka pun mempunyai karakter yang berbeda. Kalau hari minggu rafa lebih memilih bermalas-malasan dirumah dan sedangkan aurel pasti lebih memilih
    hang out dengan teman-temannya. Rafa pun mempunyai sifat yang cuek dan cenderung tertutup sedangkan aurel, dia sangat friendly, supel dan sangat terbuka dengan teman-temannya.

     Jarum jam menunjukan tepat pukul 10.00 pagi. Hari ini hari minggu tetapi tak seperti biasanya. Rafa sudah mandi dan kini tengah bersiap-siap untuk pergi. Setelah rafa memakai sepatunya segera ia melangkahkan kakinya menuju ruang tengah.
    “mah rafa pergi ya” rafa berpamitan ketika melihat mamahnya yang sedang berada diruang tengah.
    “mau kemana kamu? tumben banget kamu pergi biasanya masih tidur” mamahnya menyimpan sedikit rasa heran melihat rafa yang tumben sekali jam 10 pagi seperti ini sudah rapih.
    “main mah” jawab rafa sekenanya. Setelah berpamitan ia segera menaiki motor kesayangannya itu dan tanpa berlama-lama ia menarik gas motornya.
        Rafa menghentikan laju motornya tepat saat ia sudah berada didepan sebuah rumah yang cukup besar dengan tamannya yang cukup luas dihalaman rumahnya.
    “pagi om” sapa rafa pada sorang laki-laki paruh baya yang sedang duduk di teras rumah ditemani dengan secangkir kopi dan korang edisi terbaru.
    “eh nak rafa, masuk aja aurel ada dikamarnya” ujar laki-laki paruh baya yang ternyata adalah ayah dari aurel itu dengan ramah.
     Rafa sudah sering sekali keluar masuk rumah ini. Semua penghuninya pun sudah akrab denga rafa. Rafa menaiki tangga dengan cepat. Sesampainya ia didepan pintu kedua dari tangga rafa segera membuka pintu kamar tersebut sambil memanggil nama aurel.
    Merasa ada yang memanggil namanya aurel pun mengalihkan pandangnnya dari kaca ke arah pintu. Seketika aurel terkejut sekaligus heran mendapati rafa yang muncul dibalik pintu kamarnya. Dengan refleks ia melihat kearah jam dinding “masih jam 10 pagi, ko elu udah ada disini sih?” tanya aurel masih dengan rasa herannya.
    “yaelah biasa aja kali gak usah lebay gitu deh, ngeliat gue udah kaya ngeliat pocong” ujar rafa cuek seraya memasuki kamar aurel.
    “emang lu pocong yang keluarnya tengah malem, jadi wajar dong kalo gue kaget ngeliat lo keluyuran pagi-pagi kaya gini” ujar aurel yang kembali pada kacanya dan melanjutkan aktivitasnya yang terhenti sejenak.
    “elo noh kuntilanak masih pagi aja make up udah tebel gitu, mau jalan kemana sih lo?” tanya rafa.
    “hangoutlah” jawab aurel enteng.
    “sama temen-temen lo? Ga bisa, pokonya hari ini lo harus bayar utang lo telaktir gue jalan” ujar rafa mengambil keputusan secara sepihak.
    “ih tapikan gue...” belum selesai aurel berbiacara sudah dipotong duluan oleh rafa “ ga ada tapi-tapian! Cepet deh lo apus make up lo itu terus ganti dress lo sama celana jeans, 5 menit gue tunggu lo dibawah sampe lo ga turun gue ga mau ngajarin lo fisika lagi” setelah  mengancam, rafa pun keluar meninggalkan aurel yang hanya diam cengo.
    “Rafaaa kebiasaan banget sih lu! Merintah gue seenak jidat lo” teriak aurel kesal.
     Hari minggu yang cerah, sangat cerah. Matahari pun tak lelah memancarkan sinarnya yang panas menyinari bumi jakarta.
    “fa, rafa gue ga ikutan ya lu aja yang diving” ujar aurel sambil menarik-narik lengan rafa.
    “ga bisa, pokokya lo harus ikut gue nyelam” ujar rafa tak mau tau.
    “lo mah jahat banget, guekan ga bisa berenang , paling takut sama air segala diajak diving” ujar aurel dengan tampang memelasnya. Wajahnya perlahan mulai memucat. Perasaannya tak enak. Kini ia sudah berada ditengah laut, diatas kapal yang terapung-apung. Aurel adalah seorang cewek pemberani tidak mudah takut dengan apapun terkecuali air. Ia paling tidak bisa berenang dan phobia dengan air dalam jumlah banyak. Bukannya rafa tidak mengetahui aurel phobia dengan air tetapi rafa yakin kalu phobianya itu hanya ketakutan biasa saja.
    “udah nyantai aja, diving asik kok lu aman deh sama gue” ujar rafa menenangkan kepanikan aurel yang hampir saja menangis.
      Perlahan tapi pasti. Mau tidak mau akhirnya aurel pun ikut rafa menyelam. Awalnya aurel takut sekali ia tidak pernah mau jauh dari rafa, tangannya terus dikaitkannya dilengan rafa. Setelah beberapa lama dengan perlahan ketakutan aurel pun berkurang dan berganti dengan rasa kagum. Ia terpukau oleh kehidupan trumbu karang dan bermacam-macam ikan yang hidup diair. Ia seperti tersihir oleh pemandangan bawah laut sehingga tanpa disadari kini dirinya telah berenang sendiri menjauh dari rafa. Dibalik alat-alat selamnya rafa tersenyum ia terus mengawasi dan mengikuti kemana aurel berenang sambil sesekali mengambil beberapa foto dari kameranya. Namun saat aurel berenang diantara batu karang yang cukup besar tanpa disengaja selang oksigen aurel tersangkut dan lepas. Tentu saja hal itu membuat aurel tidak bisa bernafas. Rasa sesak yang ia rasakan, ingin berteriak memanggil rafa namun tak bisa. Rafa tidak mengetahui keadaan aurel yang tak bisa bernafas. Ia sedang asik mengambil beberapa foto dari kameranya. Tiba-tiba semuanya menjadi gelap dimata aurel. Kini tubuhnya sudah lemas, tak ada gerakan-gerakan yang ia lakukan. Ia hanya membiarkan tubuhnya terapung dalam gelap. Aurel merasa dirinya tenggelam semakin dalam. Sampai akhirnya ia merasa ada seseorang yang datang. Ia merasa ada yang menarik tubuhnya.
     “rel bangun rel, aurel bangun” rafa terus memanggil nama aurel, menepuk-nepuk pipinya dan mengguncang-guncangkan tubuhnya berharap aurel membuka matanya. Kepanikan rafa semakin bertambah mendapati aurel yang tak kunjung sadar. Ia menyesal sekali telah memaksa aurel untuk ikut menyelam, jika ia tau kalau akhirnya akan begini ia tidak akan pernah memaksa aurel untuk menyelam. Akhirnya setelah cukup lama tak sadarkan diri perlahan aurel membuka matanya.
    “rel lo gak kenapa kenapa kan? Ada yang sakit? Yang mana?” ujar rafa masih dalam kepanikannya namun tak sepanik tadi. Aurel tak menjawab satu pun pertanyaan yang dilontarkan rafa. Ia hanya terdiam. Perlahan matanya berair dan meneteslah air mata dari pelupuk matanya. Rafa yang melihat aurel menangis dengan sigap rafa memeluk aurel bermaksud untuk menenangkan aurel yang menangis. Namun pelukan itu aurel tepis “lo itu jahat! Lo sengajakan mau nyelakain gue” ujar aurel penuh emosi.
    “enggaklah, sama sekali gue ga ada niatan jelek kaya gitu” ujar rafa “gue minta maaf rel, gue nyesel udah maksa-maksa lo kalo gue tau akhirnya bakal kaya gini juga gue gak akan biarin lo nyelem” lanjut rafa.
    “maaf lo itu percuma!!” ujar aurel seraya beranjak dari duduknya dan segera meninggalakan rafa.

     Semenjak saat itu hubungan diantara keduanya merenggang. Aurel benar-benar marah ia tak mau bertemu dan berbicara pada rafa. Phobianya akan air pun semakin parah. Rafa pun yang merasa benar-benar bersalah tidak hanya tinggal diam. Sudah beberapa kali bahkan ia sering menemui aurel untuk meminta maaf dan memperbaiki persahabatannya itu. ia merasa sangat kehilangan sosok aurel sebagai sahabatnya. Namun aurel masih tetap saja tidak mau bertemu apalagi berbicara dengannya. Disekolah pun aurel selalu manghindar dari rafa. Sampai suatu saat rafa mendapat kabar dari teman-temannya bahwa aurel telah berpacaran dengan rian. Ia adalah salah satu kakak kelasnya sekaligus kapten basket. Awalanya rafa menganggap berita itu hanyalah sebuah gosip semata, tetapi tidak lagi saat ia melihat dengan mata kepalanya sendiri. Entah mengapa ia benar-benar tidak suka dengan rian. Ia merasa rian bukanlah cowok yang baik untuk aurel.
      Sampai suatu ketika saat rafa berjalan kearah parkiran sekolah, sayup-sayup terdengar suara ribut dan sesekali suara seperti hantaman keras terdengar dari ruang olah raga diujung koridor.
    ‘ah paling anak taekondow lagi latihan’ pikir rafa. Baru saja rafa melangkah 3 langkah ia sudah menghentikannya lagi. Ia langsung memutar langkahnya menuju ruang olah raga saat ia mendengar teriakan seorang perempuan yang sangat ia kenal.

     Aurel menutup kedua matanya saat sebuah tamparan keras akan segera mendarat dipipinya. Matanya sudah tengelam dengan air mata. Ia sudah bisa merasakan perihnya tamparan itu sebelum benar-benar mendarat dipipinya. Namun mengapa tamparan itu lama sekali datangnya? Apa tamparan itu sudah dilayangkan dan mendarat dipipinya? Tapi mengapa rasa sakitnya tak ia rasakan? Dengan perlahan-lahan aurel memberanikan diri untuk membuka mata. Ia tak percaya dengan apa yang ia lihat.
    Rafa menepis tamparan yang dilayangkan rian pada aurel.
    “ngapain lo disini?” ujar rian emosi.
    “putusin aurel sekarang juga” ujar rafa, menatap tajam mata rian.
    “siapa lo nyuruh gue putus sama aurel”
    “aurel ga butuh banci kaya lo!” ujar rafa.
    Mendengar perkataan rafa, rian menjadi tambah emosi. Tanpa basa-basi satu pukulan keras dilayangkan rian dan mendarat tepat diwajah rafa. Rafa yang tidak siap menepis pukulan itu pun tersungkur jatuh. Belum puas rian memukul wajah rafa, kembali ia layangkan lagi sebua pukulan. Kali ini kearah perutnya sambil satu tangannya menarik kerah seragam rafa. Namun belum sempat pukulan itu menghantam perut rafa, aurel telah berhasil menepisnya.
    “mendingan lo pergi sekarang, ga usah ikut campur urusan gue” ujar aurel sinis pada rafa. Rafa yang masih tersungkur dilantai segera bangun dari jatuhnya. Rafa menatap dalam mata aurel, mencari-cari aurel yang ia kenal salama 12 tahun. Aurel yaitu sahabatnya. Lalu ia tersenyum. Dan apa yang terjadi setelah itu? rafa memeluk erat aurel. Aurel hanya bisa terdiam, ia benar-benar terkejut.
    “gue kangen banget sama sahabat gue yang berisik, hobi banget hang out, yang setiap mau ulangan minta diajarin, gue kahilangan elo aurel” semua perasaan rafa meluap begitu saja seakan tak bisa dibendung lagi. Saat itu aurel benar-benar tidak tau harus bagaimana. Ucapan-ucapan rafa mampu menusuk hatinya. Ingin ia akui bahwa ia pun merasakan hal yang sama dengan rafa. Namun bibirnya tetap terkunci tak mengeluarkan sepatah kata pun.
    “sialaaan!!!!” teriak rian. Ia raih sebuah tongkat kayu. Tak ragu ia ayunkan tongkat kayu itu ke arah punggung aurel yang masih dalam dekapan rafa. Rafa yang melihatnya segera menarik tubuh aurel sehingga kini posisinya berbalik. Yang tadinya aurellah yang harus terkena hantaman tongkat kayu tetapi sekarang berbalik, dengan keras tongkat kayu itu menghantam punggung dan kepala bagian belakang rafa.
     Perlahan dekapan rafa semakin melemah setelah tubuhnya dihantam keras dengan tongkat kayu yang dilayangkan rian. Dan pada akhirnya rafa terjatuh tak sadarkan diri. Kepanikan pun muncul dalam diri aurel medapati rafa yang terjatuh tak sadarkan diri.
    “rafaaaaa!!!!” aurel semakin panik melihat darah yang perlahan mulai mengalir dari bagian belakang kepala rafa.

     Aurel tak ingin beranjak dari duduknya. Sudah hampir dua hari ini ia hanya duduk disamping tempat tidur. Selang-selang infus dan oksigen menjadi pemandangannya selama dua hari ini ia berada dirumah sakit. Matanya sembab, wajahnya sangat lesu.
    “rafa bangun dong, buka mata lo gue disini nungguin lo sadar” ujar aurel pelan sambil terus menatap rafa yang terbaring lemah ditempat tidur. Sudah dua hari rafa dirawat dirumah sakit dan tak sadarkan diri akibat hantaman benda tumpul dikepalanya.
     Aurel meraih dua buah buku yang cukup tebal yang ia dapatkan dari mamahnya rafa. Yang satu berwarna hitam dan yang satu berwarna putih. Pertama-tama ia buka buku yang bersampul warna putih. Ia tersenyum saat melihat isi buku tersebut, buku itu adalah sebuah album foto dia dan rafa. Banyak sekali foto-foto dari saat aurel dan rafa masih di taman kanak-kanak sampai saat diving bulan lalu pun ada. Bahkan banyak sekali foto-foto yang aurel tidak punya tetapi rafa punya. Ternyata selama ini rafa selalu menyimpan foto aurel dan rafa. Aurel kembali meraih sebuah buku milik rafa, sekarang yang sampulnya berwarna hitam. Aurel tak kuasa menahan tangisnya saat ia membaca semua tulisan-tulisan yang rafa goreskan dilebar-lembar kertas buku itu. buku itu seperti dairy, isinya menceritakan apa saja yang rafa lakukan bersama aurel. Sekaligus seperti agenda. Setiap ada acara atau janjian dengan aurel, rafa selalu menulisnya. Dari buku inilah aurel tau bagaimana perasaan rafa yang sebenarnya. Begitu sayangnya rafa pada aurel, melebihi sayang seorang sahabat.
    “gue gak suka ngeliat lo nangis” suara yang terdengar pelan dan setengah berbisik itu memecah keheningan.
    “rafa, lo udah sadar?” aurel begitu senang melihat rafa kini telah sadar.
    “gue baik-baik aja kok” ujar rafa sambil mengulurkan tangannya menghapus air mata aurel.
    “maafin gue ya, gak seharusnya gue segitu marah sama lo”
    “gak apa apa kok, gue yang salah udah maksa lo” rafa tersenyum , perasaannya sangat bahagia telah ia temukan kembali sahabatnya yang sempat hilang.
    “rafa” panggil aurel “gue sayang sama lo” lanjut aurel.
    “gue juga sayang sama lo” jawab rafa.
    “tapi sayang gue lebih dari sayang seorang sahabat, gue cinta sama lo” jelas aurel.
    Hening. Tak ada jawaban yang keluar dari mulut rafa.
    “gue baru sadar akan perasaan gue yang sebenernya sama lo, selama ini gue Cuma mikir kalo lo itu sahabat gue padahal bisa dilihat dari kenyataannya gue gak bisa tanpa lo” ujar aurel. Ia letakkan kedua buku yang sedari tadi ia lihat dan baca dikasur tepat disamping rafa. “gue dapet dua buku ini dari nyokap, maaf kalo gue udah lancang ngebuka buku ini” lanjut aurel.
    “lo boleh simpen kok buku itu, tapi dengan satu syarat” ujar rafa “kalo lo mau simpan buku itu berarti lo harus simpan hati gue juga, karena isi buku itu adalah isi hati gue juga” lanjut rafa.
       Hanya senyumanlah yang tercipta diwajah aurel dan rafa. Akhirnya meraka sama-sama menyadari bahwa ada rasa cinta yang tumbuh diantara keduanya. Dari sahabat berubah menjadi cinta. Terkadang datangnya tanpa disadari. Hal yang simpel dan indah.

                                          END
    »»  READMORE...
    • Digg
    • Del.icio.us
    • StumbleUpon
    • Reddit
    • RSS

    Pembuktian yang sebenarnya

    semua tingkah laku ku dan waktu sesungguhnya adalah bukti yang sebenarnya.
    karena aku mempunyai sebuah alasan sederhana disetiap gerak-gerik tingkah ku. karena disetiap tingkah atau sikap yang ku lakukan mempunyai arti dan didasari oleh sebuah rasa. rasa yang tulus, menyayangimu.mungkin memang tak setiap tingkah laku ku baik. itu karna aku hanya manusia biasa, yang jauh dari sempurna. aku pasti pernah membuat mu marah, membuat mu kesal, membuat mu kecewa, bahkan membuat mu sakit. tapi percayalah, semua itu tak pernah sengaja ku lakukan. dibalik itu semua aku pasti mempunyai alasan.
    mungtakin seperti, aku yang terbakar cemburu sehingga selalu tak percaya kamu. selalu saja berfikir yang tidak-tidak tentang mu. maaf sebelumnya. sebenarnya aku juga tak ingin seperti itu. namun karna rasa sayang ku yang begitu besar dan takut akan kehilangan diri mu, membuat ku tak bisa berfikir jernih dengan pikiran yang tak tenang memikirkan dirimu. maaf, kalau aku sudah gak percaya sama kamu. tapi, pernah gak kamu berfikir kenapa aku seperti itu? jawabannya karna aku takut kehilangan kamu. kenapa aku takut kehilangan kamu? jawabannya sederhana, karna aku sayang sama kamu.kamu selalu minta pembuktian. aku terus dan terus berfikir, dengan cara apa aku buktikan rasa sayang ini. kalau aku benar-benar sayang, aku pasti tau bagaimana caranya. itu yang selalu kamu bilang saat aku bertanya, bagaimana? namun sekarang aku sudah tau. dengan cara apa aku buktikan sayang ku. jika kau ingin melihat pembuktian ku, coba kau ingat semua cerita tentang kita, flash back apa saja yang telah kita lalui bersama. coba ingat tentang semua yang telah ku buat. maka kau akan lihat bukti itu.maaf kalau hanya itu yang bisa ku beri.
    »»  READMORE...
    • Digg
    • Del.icio.us
    • StumbleUpon
    • Reddit
    • RSS